Bagaimana tata cara berdagang yang baik menurut agama Islam?
Setiap orang pastinya memiliki kebutuhan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Mulai dari pakaian, makanan dan tempat tinggal. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, setiap orang berkewajiban untuk berusaha mencari rezeki dengan cara-cara yang halal sesuai tuntunan agama islam.
Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah dengan berdagang. Agar dagangan yang dijual belikan laris dan mendapatkan keberkahan, tentu saja tidak asal-asalan dalam berdagang. Misalnya, penjual harus tetap bersikap ramah dan sabar dalam menghadapi pembeli atau customer agar mereka puas dan mau membeli barang dagangan yang dijual belikan.
Berikut sembilan di antaranya etika dalam berdagang menurut Islam yang perlu dipahami agar dagangan yang dijual laris dan berkah.
1. Dari segi barang yang diperjualbelikan, barang yang dijual adalah barang yang halal dan memiliki kualitas baik
Etika berdagang yang pertama berkaitan dengan barang yang dijual. Tentu saja barang yang dijual harus barang yang halal dan memiliki kualitas baik. Menjual barang-barang haram selain tidak akan berkah hasil jualannya tentu saja akan berdosa. Untuk itu jual lah barang-barang yang halal agar rezeki yang diperoleh menjadi berkah.
2. Tidak menjual barang yang cacat atau rusak
Menjual barang yang cacat atau rusak akan berdampak pada menurunnya tingkat pembelian. Selain itu, menjual barang yang cacat atau rusak juga tidak dianjurkan dalam agama islam, karena merugikan para pembelinya. Apabila menjual barang yang mengalami sedikit kerusakan, sebaiknya dijelaskan kerusakan seperti apa dan seberapa parah kerusakannya agar pembeli tidak kecewa.
3. Berdagang harus jujur atau transparan agar menjadi keberkahan dalam berdagang
Sikap jujur dan transparan dalam berdagang penting untuk dilakukan. Seperti misalnya jujur dan transparan dengan hasil timbangan agar para pembeli merasa puas dan yakin dengan berat barang yang mereka beli atau dijual. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Asy Syu'ara ayat 181-183 yang artinya:
"Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan;' dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan;"
4. Tidak memberikan janji ataupun sumpah palsu dalam berdagang
Sebagai orang muslim sebaiknya jangan mudah untuk mengatakan atau mengobral sumpah dan janji. Karena akan mendatangkan kerugian pada diri kita sendiri berupa dosa apabila melanggar janji dan sumpah palsu yang diucapkan.
Mungkin sering kita dengar pada saat kita berada di pasar, ada pedagang yang dengan mudah mengatakan "sumpah ini barangnya berkualitas bagus atau ini barangnya paling murah".
5. Murah hati pada pembeli
Salah satu trik dalam berdagang atau berbisnis adalah memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pembelinya.. Dengan pelayanan yang terbaik pembeli akan merasa nyaman dan puas dalam berbelanja. Salah satu pelayanan yang mudah diberikan akan sifat atau sikap dalam melayani para pembelinya.
Melayani pembeli dengan sifat yang murah hati akan membuat mereka merasa dihargai. Seperti misalnya dengan tersenyum atau seolah-olah memperlakukan pembeli seperti raja mereka akan merasa lebih senang. Untuk itu bersikap baiklah kepada para pembeli agar barang dagangan menjadi laris dan berkah.
SebagaimanaAllah SWT berfirman dalam Al-Qur'an potongan surat Al A'raf ayat 56 :
"Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."
6. Tidak saling menjatuhkan harga dengan pedagang lain untuk bersaing
Banyaknya jumlah pedagang mendorong untuk bersaing dengan antar pedang. Bersaing memang diperbolehkan, tetapi dengan cara-cara yang sehat dan tentu baik secara agama. Misalnya dengan memperbaiki pelayanan kepada pembeli dan kualitas barang barang yang dijual belikan.
Cara bersaing dengan menjatuhkan harga dengan pedang lainnya tentu saja tidak dibenarkan, karena dapat mematikan usaha pedagang lainnya. Bersainglah dengan cara sehat dalam berdagang.
Etika dalam berdagang selanjutnya adalah adil. Seperti misalnya adil dalam melayani pembeli, tidak membedakan antara pembeli satu dan lainnya. Sifat adil dengan pembeli juga merupakan salah satu bentuk pelayanan kepada pembeli agar pembeli merasa senang dan dihargai.
7. Adil dalam berdagang
8. Mencatat utang piutang dalam berdagang
Manusia memiliki sifat pelupa, untuk itu sebaiknya pedagang ataupun pembeli sebaiknya mencatat hutang piutang dalam jual beli. Mencatat utang piutang juga bisa menjadi solusi saat terjadi kesalah pahaman diantara dua pihak untuk menghindari tuduhan yang tidak benar.
9. Mengeluarkan hak orang lain atau berzakat
Setiap harta atau rezeki yang kita miliki terdapat haknya orang lain yang harus kita berikan atau disebut dengan zakat perdagangan. Zakat yang dikeluarkan akan membawa keberkahan dan bisa menambah rezeki yang kita dapat. Zakat yang dikeluarkan tidak akan mengurangi harta yang kita miliki, tetapi zakat akan menjadi amal baik yang bernilai pahala untuk bekal di akhirat kelak.
Dikutip dari idntimes.com